nyaman Nasional Kepulauan Seribu merupakan wilayah pelestarian alam bahari di republik indonesia yang terletak kurang makin 45 km pada lokasi geografis 5°23’ - 5°40’ LS, 106°25’ - 106°37’ BT sebelah utara Jakarta. Secara administratif wilayah TNKpS bertempat dalam wilayah Kabupaten tata laksana Kepulauan Seribu, terletak di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, tepatnya di tiga kelurahan yaitu Pulau Panggang, Pulau Kelapa, dan Pulau asa. Secara geografis halaman Nasional ini berada didalam 5°24’ - 5°45’ LS, 106°25’ - 106°40’ BT' ataupun termasuk luas 107.489 ha (SK Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002), yang terdiri dari wilayah perairan laut seluas 107.489.ha (22,65% dari luas perairan Kabupaten tata usaha Kepulauan Seribu) serta 2 pulau (Pulau Penjaliran Barat dan Pulau Penjaliran Timur) seluas 39,50 ha. Dengan demikian, pulau-pulau lain (daerah daratan) yang bervolume 108 jelas enggak mencakup dalam wilayah TNKpS Pulau Seribu
asal-usul pemilihan Kawasan[sunting | sunting sumber]
Untuk Kepulauan Seribu, kerja pengaturan wilayah perairan laut-nya telah lumayan lama dilakukan, bagus melalui peraturan kawasan ataupun melalui kaidah center. Pengaturan pemakaian daerah Kepulauan Seribu dari pemanfaatan SDA yang kelewat batas dimulai oleh pejabat area Khusus Ibukota Jakarta, antar lain-lain sebagai berikut :
PERDA Kotapraja Jakarta Raya Nomor 7 tahun 1962 tanggal 30 Maret 1962 tentang Pelarangan Pengambilan Batu Barang, Basir, Batu dan Kerikil dari Pulau-Pulau dan Beting-Beting Karang dalam Wilayah perairan Kotapraja Jakarta Raya.
Keputusan Gubernur/Kepala wilayah spesial Ibukota Jakarta Nomor Ib.3/3/26/1969 tanggal tiga Desember 1969 tentang Pengamanan Penggunaan zona di Kepulauan Seribu.
Keputusan Gubernur/Kepala daerah terbatas Ibukota Jakarta Nomor Ca.19/1/44/1970 tanggal 6 Nopember 1970 tentang Penutupan samudra di Sekeliling Taman-Taman Karang di Gugusan Kepulauan Seribu bagi Penangkapan Ikan Oleh Nelayan-Nelayan selaku Mata Pencaharian (Profesional).
Keputusan Gubernur/Kepala kawasan khusus Ibukota Jakarta Nomor Ea.6/1/36/1970 tanggal 31 Desember 1970 tentang halangan Penangkapan Ikan dengan Mempergunakan alat bagan di Lautan/Perairan dalam kawasan Daerah Ibukota Jakarta.
Keputusan Gubernur/Kepala wilayah spesial Ibukota Jakarta Nomor Da.11/24/44/1972 tanggal 27 September 1972 tentang ketentuan serta Persyaratan Pemberian Izin Penunjukkan pemakaian habitat untuk Mengusahakan/ Menempati Pulau-Pulau di Kepulauan Seribu, daerah terbatas Ibukota Jakarta.
Peraturan wilayah Nomor 11 Tahun 1992 tentang Penataan ataupun Pengelolaan Kepulauan Seribu Kotamadya Jakarta Utara.
Dengan melihat tampaknya indikasi potensi wilayah dan juga pendayagunaan SDA laut di wilayah Kepulauan Seribu yang tinggi, pemimpin sentra melakukan beberapa pengaturan antar lain-lain sebagai berikut :
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 527/Kpts/Um/7/1982 tanggal 21 Juli 1982, yang menyuruh daerah seluas 108.000 hektare Kepulauan Seribu sebagai cagar alam zona dengan nama Cagar Alam Laut Pulau Seribu.
SK Menteri Kehutanan Ab 161/Kpts-II/95, tentang perubahan Fungsi cagar Alam Laut Kepulauan Seribu Seluas 108 ha menciptakan kebun Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Keputusan direktur Taman Nasional maupun hutan rekreasi Direktorat Jenderal keamanan hutan dan pengabadian zona Departemen Kehutanan Nomor 02/VI/TN-2/SK/1986 tanggal 19 April 1986 tentang Pembagian Zona di Kawasan TNKpS.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 162/Kpts-II/1995 tanggal 21 Maret 1995 tentang pembaruan fungsi taman nasional Alam Laut Kepulauan Seribu yang terletak di Kotamadya wilayah Tingkat II Jakarta Utara daerah individual Ibukota Jakarta Seluas +/- 108.000 (Seratus Delapan Ribu) Hektar membuahkan taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 220/Kpts-II/2000 tanggal 2 Agustus 2000 tentang pemilihan wilayah rimba ataupun perairan di kawasan region kawasan Ibukota Jakarta Seluas 108.475,45 Hektar.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002 tanggal 13 Juni 2002 tentang kepastian KPA perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu seluas 107.489 (Seratus tujuh empat ratus delapan puluh sembilan) hektare di Kabupaten tata usaha Kepulauan Seribu provinsi Daerah privat Ibukota Jakarta. Didasarkan atas kabar acara susunan hingga KPA samudra kebun Nasional Kepulauan Seribu oleh bupati manajemen Kepulauan Seribu pada tahun 2001.
Keputusan eksekutif Jenderal keselamatan rimba dan Konservasi zona Nomor : SK.05/IV-KK/2004 tentang Pembagian daerah daerah halaman Nasional Kepulauan Seribu.
Dalam rangka optimalisasi pengelolaan taman Nasional cocok dengan kekhasannya maka Direktorat Jenderal keamanan dan daerah alam meyakinkan di halaman Nasional model, melalui keputusan manajer Jenderal Nomor SK. 69/IV-Set/HO/2006 maupun taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan salah satu taman Nasional Model.
Kondisi fisik[sunting | sunting sumber]
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangatlah sedikit dan juga perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangatlah kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau kisaran 2.136 hektare (reef flat 1.994 ha, laguna 119 ha, selat 18 ha dan teluk 5 ha), terumbu karang karakteristik fringing reef, mangrove dan juga lamun bermedia tumbuh amatlah miskin hara/lumpur, dan juga kedalaman laut dangkal kisaran 20–40 m. ada tiga (tiga) ekosistem termasyhur pembentuk pola ekologis kawasan TNKpS, diantaranya : hutan pantai, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Secara ekologis ketiga ekosistem termasyhur tersebut adalah penyangga alami untuk daratan pulau yang memarketingkan sedekah manfaat bagi umat baik secara terbuka maupun tidak langsung.
Daratan tandan pulau-pulau di kawasan TNKpS bertopografi landai (datar), mempunyai tipe iklim A (Schmidt dan Ferguson, 1951) diantaranya daerah iklim tropika basah dimana dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yakni musim barat (Januari - Februari) dan musim timur (Juli - Agustus). cuaca sirkulasi udara tahunan memerintahkan bahwasanya curah hujan di Jakarta serta Kepulauan Seribu tiap-tiap bulannya berkisar antar 124,78 mm (bulan Agustus) sampai 354,38 mm (bulan Januari) dengan rata-rata berbagai tahunnya adalah 3.810,27 mm (BMG Jakarta, seratus tahun 1992 s/d 1996).
Tinggi gelombang di Kepulauan Seribu pada musim Barat merupakan sebesar 0,5-1,5 meter, sedang dalam musim Timur adalah sebesar 0,5-1,0 m (Dihiros TNI-AL, 1986). perguruan gelombang sangat bervariasi antara 1 lokasi dengan lokasi lainnya diakibatkan oleh variasi kecepatan angin maupun tampilannya penjalaran arus dan lautan sekitarnya, sesuai dengan letak gugusan Kepulauan Seribu yang berbatasan dengan samudra terbuka. Gelombang didominasi oleh arah Timur-Tenggara yang dipengaruhi oleh refraksi dalam diwaktu memasuki kawasan tubir. imbas analisis yang dilakukan oleh Seawatch republik indonesia didalam bulan Nopember 1998 - Agustus 1999 di Pulau Kelapa mencatat tinggi gelombang didalam kisaran 0,05-1,03 meter dengan periode gelombang berkisar antara 2,13-5,52 detik.
Pengukuran pada tahun 1999 (tujuan teknik Geodesi-ITB) menulis kecepatan gelombang di Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau karya didalam kondisi pasang purnama (spring tide) berjumlah 5 – 48 cm/dt dengan haluan bervariasi antara tiga - 348°. Di lokasi yang sama didalam kondisi pasang perbani (neep tide) kecepatan arus terekam sebesar 4 – 30 cm/dt dengan haluan bermacam antara 16 - 350°. buntut analisis yang dilakukan oleh Seawatch – BPPT di P. Kelapa pada bulan Nopember dan Desember 1998 menulis kecepatan gelombang didalam sekitar 0,6 cm/dt sampai 77,3 cm/dt dengan rata-rata kecepatan sebanyak 23,6 cm/dt dengan dominasi tujuan arus ke arah Timur – Timur Laut.
Kawasan Kepulauan Seribu memiliki topografi datar bahkan landai dengan ketinggian sekitar 0-2 meter d.p.l. dengan tingkat abrasi pulau-pulau mencakup pada kategori sementara sampai dengan berat. Luas daratan dapat berubah oleh pasang surut dengan ketinggian pasang antara 1-1,5 meter. Morfologi Kepulauan Seribu dengan demikian ialah dataran rendah pantai, dengan lautan laut ditumbuhi karang yang menciptakan atol maupun karang penghalang. Atol dijumpai nyaris di keseluruhan gugusan pulau, kecuali Pulau Pari, sedangkan fringing reef dijumpai antara lain-lain di Pulau Pari, Pulau Kotok dan Pulau Tikus. Air lingkungan di Kepulauan Seribu dapat berwujud cairan tanah tidak tertekan yang dijumpai sesosok cairan sumur yang digali dengan kedalaman 0,5 – 4 meter didalam beberapa pulau berpenghuni. Air habitat tertekan juga dijumpai di beberapa pulau, seakan-akan Pulau Pari, Pulau tak rugi Jawa dan juga Pulau Kelapa (Dinas Pertambangan DKI Jakarta). presensi air lingkungan di Kepulauan Seribu berkaitan dengan penyebaran endapan sungai purba yang menjadi pokok tumbuhnya karang.
Fauna[sunting | sunting sumber]
Kawasan TNKpS mencakup area samudra Laut Jawa di episode utara Teluk Jakarta. Karena mencakup pada pemaparan Sunda, akan jelas lautan laut di kawasan itu merupakan perairan laut dangkal dengan pulau-pulau karang serta pemaparan karang dan juga terumbu karang (reef flat dan coral reef). taman Nasional itu mempunyai SDA yang khas yaitu keindahan alam laut dengan ekosistem karang yang unik seperti terumbu karang, ikan hias serta ikan konsumsi, echinodermata, crustacea, molusca, penyu, pohon laut ataupun darat, mangrove, padang lamun, maupun lain-lain.
Berdasarkan kriteria pesta budidaya perikanan serupa kondisi bodi geofisik (keterlindungan, kedalaman perairan, maupun substrat pokok laut), oceanografis (kecepatan arus), ataupun kualitas cairan (kecerahan ataupun salinitas), jumlah Kepulauan Seribu bagi pengembangan budidaya perikanan laut seluas 904,17 ha, yaitu 622,49 ha (66%) pada daerah TNKpS. berintikan kriteria kepariwisataan berupa keindahan alam, keaslian panorama alam, keunikan ekosistem, enggak tampilannya halangan alam yang berbahaya, dan ketersediaan media serta prasarana pendukung, kuantitas Kepulauan Seribu untuk perluasan pariwisata seluas 872,06 ha dengan poin pengunjung 2.318 orang per hari, diantaranya 795,38 ha dan 1.699 umat per masa (73%) merupakan skor pada kawasan ladang Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Ekosistem terumbu karang di lautan Kepulauan Seribu pada lazimnya bermacam fringing reef (karang tepian) dengan kedalaman satu - 20 meter. Bentukan terumbu karang seperti ini secara tidak frontal dapat mengurangi deburan gelombang yang dapat mengikis bagian pantai pulau-pulau di Kepulauan Seribu yang termasuk pada kategori pulau-pulau paling sedikit. ukuran komposisi karang gigih (hard coral) yang ditemukan di perairan TNKpS merupakan sejumlah 62 marga dengan kelimpahan 46.015 individu/ha (didalam tahun 2005) dan 61 marga dengan kelimpahan 35.878 individu/ha. Jenis-jenis karang rajin yang dapat ditemukan seolah-olah karang batu (massive coral) misalnya Montastrea serta Labophyllia, karang meja (table coral), karang kipas (Gorgonia), karang daun (leaf coral), karang jamur (mushroom coral), dan juga macam karang lunak (soft coral) berjumlah 29 marga dengan kelimpahan 62.985 individu/ha. Beberapa macam koloni karang yang muncul antar lain Acropora tabulate, Acropora branching, Acropora digitate, Acropora submassive, branching, massive, encrusting, submassive, foliose serta soft coral. Beberapa tekstur karang yang telah menciptakan komoditi komersial antara lain Acropora sp., Porites sp., Favia sp., Gorgonian sp., dan Akar Bahar atau Black Coral (Antiphates sp.) yang ialah salah satu jenis biota laut yang tetap dalam Appendix 2 CITES. berintikan hasil penelitian dapat dicermati bahwa situasi rata-rata tutupan karang di TNKpS mengalami peningkatan. Adapun perkembangan tutupan karang padatan dalam tahun 2003 sampai dengan 2009, yakni 33,00% (2003), 31,98% (2005), 33,44% (2007) dan 34,60% (2009). kondisi tutupan karang di Zona pemanfaatan wisata merupakan 30,67% (2003), 40,05% (2005), 31,50% (2007) dan juga 38,6% (2009). adapun cuaca tutupan karang di lingkungan Permukiman ialah 40,63% (2003), 31,98% (2005), 33,44% (2007) dan 34,1% (2009).
Keanekaragaman ataupun kelimpahan organisme ikan karang di lautan kawasan TNKpS didalam tahun 2007 di samudra kawasan rangkuman sebesar 29.382 individu ikan/ha, perairan lingkungan pemanfaatan tamasya sebesar 49.600 individu ikan/ha, maupun perairan lingkungan Permukiman berjumlah 32.280 individu ikan/ha. model ikan hias yang raga di area TNKpS antara lain kepe-kepe (famili Chaetodontide), ikan serinding (famili Apogonidae), ikan betok (famili Pomacentride) dan ikan burit merah (famili Caesiodidae). Sedangkan tekstur ikan untuk konsumsi antara lain-lain adalah baronang (Siganus sp.), tenggiri (Scomberomorus sp.), ujung kuning (Caesio spp.), kerapu (famili Serranidae) dan tongkol (Eutynus sp.). Moluska (binatang lunak) yang dijumpai terdiri dari Gastropoda, Pelecypoda, tercakup aksesoris yang dilindungi yaitu merupakan kima raksasa (Tridacna gigas) serta kima sisik (Tridacna squamosa). nimbul kisaran 295 assecories Gastropoda, 97 tekstur Pelecypoda, 20 macam Bivalvia seperti kima sisik (Tridacna squamosa), kima pasir (Hippopus hippopus) dan kima tim besar (T. gigas) ataupun beberapa corak Chepalopoda seolah-olah cumi-cumi (Loligo vulgaris), sotong (Sepia sp.) dan juga gurita (Octopus sp.). Jenis reptil antara lain-lain ialah penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), ular ular putih (Phyton sp.) dan biawak (Varanus sp.). Mamalia yang dijumpai merupakan kucing rimba (Felis bengalis) ataupun lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus). Echinodermata yang banyak dijumpai yakni ialah bintang laut, lili laut, teripang dan juga bulu babi yang juga merupakan indikator kerusakan terumbu karang. Crustacea yang banyaknya dikonsumsi antar lain-lain kepiting, rajungan (Portumus sp.) ataupun udang karang (Spiny lobster). Burung-burung cairan juga banyaknya ditemukan di Kepulauan Seribu, antara lainnya aksesoris camar (Sterna sp.) ataupun cikalang (Fregata spp.).
Kawasan TNKpS adalah habitat bagi penyu sisik (Eretmochelys imbricata) yang dilindungi, dan juga keberadaannya cenderung semakin langka. didalam upaya pengekalan satwa ini, lain dari dilakukan perlindungan terhadap tempat-tempat penelurannya seakan-akan Pulau Peteloran Timur, Penjaliran Barat, Penjaliran Timur dan Pulau Belanda, sudah dilakukan juga perluasan pusat penetasan, pembesaran ataupun pelepasliaran penyu sisik di Pulau Pramuka dan Pulau Sepa. kegiatan di Pulau Pramuka dan Pulau Sepa tersebut dilakukan dengan solusi mengambil telur dari pulau-pulau tempat bertelur bagi ditetaskan secara semi natural. anak penyu (tukik) hasil penetasan tersebut nanti sebagian dilepaskan kembali ke alam, dan sisanya dioptimalkan bagi dilepaskan secara bertahap.
Flora[sunting | sunting sumber]
Jenis-jenis vegetasi yang dapat dijumpai di lahan Nasional Laut Kepulauan Seribu ialah pandan laut (Pandanus tectorius), butun (Barringtonia asiatica), cemara laut (Casuarina equisetifolia), mengkudu (Morinda citrifolia), sentigi (Pemphis acidula), ketapang (Terminalia Catappa) dan juga seruni (Wedelia biflora). Ekosistem mangrove asli pada area Taman Nasional Kepulauan Seribu cuman terletak di 11 pulau, yaitu Pulau Penjaliran Barat, Penjaliran Timur, Jagung, Sebaru Besar, Puteri Barat, Pemagaran, Melintang, Saktu, Harapan, Kelapa, Tongkeng. muncul 15 tipe mangrove sejati yaitu, Avicennia marina (Forssk.) Vierh, Bruguiera gymnorrhiza (L.) Lam., Bruguiera cylindrica (L.) Blume, Ceriops tagal C.B. Rob, Rhizophora stylosa Griff., Rhizophora apiculata Blume., Sonneratia alba J. Sm., Sonneratia caseolaris (L.) Engl., Lumnitzera racemosa Willd., Xylocarpus granatum Koen., Xylocarpus molluccensis (Lam.) M. Roem., Xylocarpus rumphii (Kostel.) Mabb., Aegiceras corniculatum L. Blanco, Pemphis acidulata J. R. Forst. & G. Forst., Excoecaria agallocha L.. karakteristik mangrove yang begitu dominan didalam wilayah TNKpS adalah aksesoris Rhizophora stylosa Griff. untuk jenis tanaman laut, kawasan TNKpS ditumbuhi 7 macam lamun maupun 18 aksesoris alga (rumput laut). corak lamun yang dapat teridentifikasi yakni Thalassia hemprichii (Ehrenb.) Asch., Cymodocea rotundata Ehrenb. & Hempr. ex Asch., Cymodocea serrulata (R.Br.) Asch. & Magnus, Enhalus acoroides (L.F.) Royle, Halophila ovalis (R. Brown) J.D. Hooker, Syringodium isoetifolium (Ascherson) Dandy, Halodule uninervis (Forsk.) Asch. Sedangkan tekstur alga (rumput laut) dapat dipisahkan kedalam pada tiga kelompok, diantaranya 9 jenis alga hijau (Chlorophyta), 3 jenis alga coklat (Phaeophyta) dan 6 tipe alga merah (Rhodophyta).
Pemanfaatan serta Status Lahan[sunting | sunting sumber]
Pulau-pulau dalam area TNKpS dimanfaatkan bagi tiap-tiap kegiatan, yakni resort wisata, pemukiman penduduk Kepulauan Seribu, dan beberapa pulau semacam tempat peristirahatan pribadi. sementara samudra didalam daerah TNKpS di ruangan Pemukiman difungsikan sama dengan tempat budidaya perikanan alami tradisional dan zona penangkapan ikan penduduk lokal Kepulauan Seribu.
Kondisi Sosial perdagangan Masyarakat[sunting | sunting sumber]
Sebaran dan model Penduduk[sunting | sunting sumber]
Jumlah penghuni pada Kecamatan Kepulauan Seribu Utara berlandaskan data dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara tahun 2008 secara seluruh berangka 13.190 hidup yang terkenal di tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Panggang (5.486 jiwa), Kelurahan Pulau Kelapa (5.555 nyawa) dan Kelurahan Pulau harapan (2.149 jiwa). asalkan dilihat dari kepadatan penduduk terlihat seolah-olah kepadatan populasi rendah, tetapi dari beberapa pulau yang berlokasi pada satu kelurahan hanya pulau-pulau tertentu yang ditempati bagi pemukiman sehingga kepadatan penduduk pada pulau-pulau tersebut tinggi.
Pendidikan[sunting | sunting sumber]
Laporan Penyelenggaraan pemangku jabatan wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu bulan Maret tahun 2010, menyatakan bahwasanya tingkat pendidikan orang di Kabupaten Kepulauan Seribu relatif mudah diantaranya 46,33% adalah lulusan SD. Hal itu mengindikasikan bahwa penyuplai daya manusia masih memprihatinkan, sehingga butuh peningkatan dan perhatian yang lumayan fokus. Rendahnya pendidikan ini berkaitan dengan mata pencaharian penghuni yang sebagian besar ialah nelayan.
Dari selebaran penduduk tersebut dapat dijelaskan dari dua sudut, hot terletak penduduk yang telah menuruti pendidikan pada setiap tingkatan, kedua timbul sebanyak penduduk yang enggak menyelesaikan pendidikannya sampai Sekolah asal mula. sebagai salah 1 Kabupaten Administratif dari DKI, Kepulauan Seribu mempunyai sisi positif dan juga juga negatif. wujud positif yang dimiliki ialah sesosok area urban yang tidak jauh dengan ibukota negara, akan jelas Kabupaten Administratif memiliki umat dengan corak yang beragam suku dimulai dari Betawi, Bugis bahkan Jawa. kawasan itu juga mempunyai keuntungan dari akses yang relatif mudah, sehingga menyebabkan mobilitas penduduk dari pulau kedalam daratan (Jakarta) cukup tinggi. Arus pelancong (baik ajaib maupun lokal) juga cukup tinggi, dibantu dengan akomodasi dan prasarana yang memadai. benefit lain adalah dari besarnya alokasi APBD dan lumayan banyaknya lembaga-lembaga (seakan-akan LIPI, perguruan Tinggi, sektor swasta, ormas keyakinan serta politik, dan LSM) yang melakukan aktifitas di daerah ini.
Dampak negatif yang telah dirasakan berjenis pencemaran sampah (paling penting berasal dari 13 kali yang bermuara di Teluk Jakarta) dengan keluaran merenggut 120 ton BOD per hari (anonymous, 1994), aktifitas wisatawan yang merusak, tumpang tindih program dan kebijakan antar perusahaan maupun instansi, dan tingginya pertambahan ukuran populasi sebab perpindahan penduduk dari daratan ataupun tingginya nilai kelahiran dan enggak adanya relokasi penduduk sebab seluruh pulau pernah di miliki oleh perorangan maupun swasta. berdasarkan data statistik (2009) angka penduduk Kabupaten Kepulauan Seribu sebesar 22.705 jiwa, dengan luas wilayah 8,70 km2, berarti kepadatan penduduknya 2.610 jiwa/km2. Pulau Panggang memiliki kepadatan populasi tertinggi dengan 9.193 jiwa/km2. pada hal pendidikan, porsi terbesar sama dengan tamat SD atau egaliter yaitu sekitar 33.52% dan juga berpendidikan tamat SLTP 17,79%, SLTA sebesar 16,61% maupun yang berilmu akademi/universitas sebesar 4,58%. Karena wilayahnya sebangsa kepulauan kecil akan jelas fasilitas hubungan bagi kegiatan pemerintahan ataupun perekonomian dilakukan dengan angkutan laut (kapal maupun perahu motor) baik kepunyaan pemerintah daerah, swasta ataupun nelayan. pada perekonomian daerah, pesta yang menonjol merupakan usaha perikanan dan pariwisata. umat Kepulauan Seribu sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, khususnya di tiga kelurahan dalam Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, diantaranya jumlahnya mencapai 67%, umumnya berupa nelayan tradisional.
Pariwisata[sunting | sunting sumber]
Kawasan TNKpS berpotensi besar untuk ekspansi wisata bahari, mengingat letaknya yang tidak jauh dengan empok kota tim (Jakarta), sehingga menjadikan area ini memiliki peluang ekspansi yang mantap. Sejalan dengan perkembangan kota-kota besar, maka semakin kebanyakan orang yang membutuhkan kembali kedalam alam. Kegiatan-kegiatan tur bahari yang dapat dilakukan di didalam daerah kebun nasional antar lain-lain menyelam (scuba diving) didalam beberapa spot selam (timbul 26 spot selam), snorkeling, memancing, darmawisata pendidikan (penanaman lamun, mangrove, serta rehabilitasi karang, penyu sisik, elang bondol), berjemur di pantai, berkemah, serta lain-lain. pemandangan laut di area ini menjadi dominasi tarik alamiah bagi pelancong. panorama seolah-olah didalam saat matahari tumbuh dan matahari tenggelam membuahkan daya tarik tersendiri. Beberapa pulau di didalam kawasan lahan Nasional telah dikembangkan menjadi resort-resort wisata, dengan fasilitas pariwisata antara lain dengan dibangunnya dermaga, anjungan pengunjung, restoran dan pondok-pondok inap oleh pihak swasta. perhitungan pulau yang wilayah perairannya berada di kawasan TNKpS berukuran 76 buah dimana dari jumlah tersebut terdokumentasikan 20 buah yang telah dikembangkan sebagai pulau wisata, 6 buah pulau yang dihuni penduduk maupun sisanya dikuasai perorangan atau badan usaha.
Dinamika nyawa umat setempat sama dengan masyarakat bahari sesungguhnya dapat menciptakan otoritas tarik wisata. aktifitas insan sebagai nelayan dapat membentuk kekuatan tarik tersendiri, khususnya di pulau-pulau permukiman. tiap-tiap jenis ikan maupun buntut laut bisa membikin komoditi yang mempunyai nilai jual untuk dipasarkan untuk para turis. sedang itu, alat peralatan penangkapan ikan dapat diperkenalkan untuk para pendatang/wisatawan, seperti, karamba perangkap apung, bagan, alat pancing serta perahu. Perkembangan perhitungan wisatawan yang datang kedalam Kepulauan Seribu dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Sarana Prasarana[sunting | sunting sumber]
Sarana Transportasi[sunting | sunting sumber]
Angkutan darat
Fasilitas jalan setapak yang terdapat di pulau pemukiman ialah perkerasan dengan mengenakan material semen, tapi ada sebagian yang memakai material aspal. Sedangkan untuk pulau wisata cenderung memasang material konblok sebagai jalan besar setapak.
Angkutan Laut
Pelabuhan yang memiliki jalan masuk kedalam Kepulauan Seribu yakni Marina, Kaliadem, Muara Angke, Rawasaban, Muara Kamal, Keronjo dan Maok.
Angkutan Udara
Fasilitas normal airstrip bagi masyarakat Kepulauan Seribu berada di Pulau Panjang, tetapi imbas kondisinya disaat ini sudah gak layak pakaikan dan juga belum dipergunakan lagi. lain dari itu tersedia helipad pada beberapa resort wisata yang juga difungsikan sesosok fasilitas transportasi umum.
Sarana kontribusi Pelayanan[sunting | sunting sumber]
Pos dan juga Giro
Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara cuma terdapat satu (satu) Kantor pos dan Giro yang berdomisili di Pulau Pramuka Kelurahan Pulau Panggang.
Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi sudah timbul di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara paling utama di pulau-pulau pemukiman penduduk yaitu di Pulau Pramuka, P. Panggang, P. Kelapa dan juga P. cita-cita dan beberapa pulau resort wisata.
Listrik
Semua rumah tangga di pulau-pulau pemukiman penduduk sudah melakukan listrik sebagai alat penerangannya. Sumber listrik itu berasal dari PLN.
Sarana air bersih
Dari konsekuensi penelitian di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara rada seluruh masyarakat Kepulauan Seribu menggunakan cairan wilayah untuk keperluan MCK, sedangkan untuk konsumsi menggunakan air mineral. Ketersediaan air itu memang lumayan tetapi kualitas dari segi kesehatannya perlu merenggut perhatian dari seluruh pihak. Oleh konsekuensi itu membutuhkan diupayakan alternatif lain didalam penyediaan cairan minum bersih, misalnya dengan pembangunan instalasi cairan PAM.
Pasar dan layanan Keuangan
Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara gak memiliki pasar yang adalah fasilitas dalam perekonomian. Selama itu untuk memenuhi keinginan dasar maupun mempublikasikan imbas penangkapan ikan, sebagian besar penduduk bagaimanapun juga menyeberang kedalam pasar-pasar yang muncul di kisaran Jakarta serta Tangerang. akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terdapat warung-warung kecil. layanan keuangan berjenis Bank telah muncul di Pulau Pramuka yatu Kantor Cabang Bank DKI.
Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan[sunting | sunting sumber]
Fasilitas pendidikan formal maupun media kesembuhan tubuh masih relatif minim, dalam tatkala ini di Pulau Pramuka pernah nimbul Rumah Sakit. Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara terletak 19 Posyandu.
Kebijakan Pengelolaan lahan Nasional Kepulauan Seribu[sunting | sunting sumber]
Kebijakan Umum[sunting | sunting sumber]
Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang KSDAHE, ataupun peraturan pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan KSA maupun KPA, mengamanatkan beberapa aturan yang terkait dengan pengelolaan TNKpS selaku berikut :
TNKpS sama dengan KPA yang memiliki fungsi:
(1) perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2) pelanggengan keanekaragaman karakteristik tumbuhan dan juga satwa, maupun (3) pendayagunaan secara awet SDA hayati serta ekosistemnya.
Di dalam TNKpS dapat dilakukan kegiatan bagi kebutuhan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, budaya, ataupun tur alam, dengan tanpa mengurangi fungsi pokok dari masing-masing kawasan.
Zonasi sama dengan penentuan wilayah pengelolaan TNKpS pas dengan guna dan peruntukkannya.
Dalam cuaca tertentu ataupun amat diperlukan untuk mengukuhkan atau memulihkan kelestarian SDA hayati dan juga ekosistemnya, pemimpin dapat menangguhkan kegiatan pemakaian dan juga menutup TNKpS, sebagian atau seluruhnya bagi mumpung tatkala tertentu.
Keputusan manajer Jenderal PHPA Nomor 129/Kpts/DJ-VI/1996 tanggal 31 Desember 1996 tentang Pola Pengelolaan KSA, KPA, lahan Buru maupun Hutan Lindung, mengamanatkan beberapa asas asas pengelolaan halaman nasional sebentuk berikut:
Pendayagunaan potensi halaman nasional bagi pesta penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, fasilitator plasma nutfah bagi budidaya, maupun darmawisata daerah diupayakan agar enggak mengurangi luas kawasan, gak mengakibatkan berubahnya fungsi, serta gak memasukkan aksesoris pohon maupun satwa yang tidak asli.
Dalam cara pencapaian tujuan pengelolaan, daerah lahan nasional ditata kedalam dalam area inti, daerah rimba/zona bahari, maupun alam pemanfaatan.
Dalam lingkungan intisari cuman dapat dilakukan
(1) pesta monitoring SDA hayati serta ekosistemnya, (2) membuat sarpras untuk monitoring, (3) aktivitas yang tidak ubah bentang alam.
Dalam zona perlindungan (rimba/bahari) dapat dilakukan kegiatan
(1) penelitian, pendidikan, wisata terbatas dan aktifitas penendang budidaya, (2) membentuk sarpras untuk keharusan penelitian, pendidikan dan juga wisata terbatas, (tiga) menciptakan yang gak merubah bentang alam, dan (4) pemanfaatan tradisional.
Dalam zona pendayagunaan dapat dilakukan kegiatan
(1) pemanfaatan wilayah ataupun potensi dalam karakter kegiatan penelitian, pendidikan dan juga wisata alam, (2) pengusahaan darmawisata lingkungan oleh jagat raya usaha, (3) penangkaran komposisi untuk menerjang kegiatan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan juga restocking, (4) membuat sarpras pengelolaan, penelitian, pendidikan dan juga wisata alam, (5) membangun yang gak rewrite bentang alam, dan (6) pemakaian tradisional.
Masyarakat sekitar secara aktif diikutsertakan pada pengelolaan kawasan taman nasional saat perencanaan, pelaksanaan ataupun pemanfaatannya.
Keputusan manajer Jenderal perlindungan hutan ataupun Konservasi Alam Departemen Kehutanan Nomor SK.05/IV-KK/2004 tanggal 27 Januari 2004 tentang Zonasi Pengelolaan TNKpS mengamanatkan beberapa pengaturan zonasi pengelolaan TNKpS selaku berikut:
Sesuai dengan keadaan dan juga fungsi SDA renungkan dan ekosistemnya, serta tujuan pengelolaannya, kawasan TNKpS dibagi atas 4 (empat) zona, diantaranya Zona Inti, lingkungan Perlindungan, daerah pemanfaatan Wisata, ataupun lingkungan Permukiman.
Kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan pulau, yang berada pada TNKpS, terpaksa pas dengan pengaturan Zonasi TNKpS, yaitu alam Inti, alam Perlindungan, ruangan pemakaian Wisata, serta kawasan Permukiman.
Kebijakan pengelolaan didalam setiap zona[sunting | sunting sumber]
Zona rumusan taman Nasional (4.449 ha) ialah adegan daerah kebun nasional yang otoriter dilindungi dan juga tidak diperbolehkan bentuknya pembaruan apapun oleh acara manusia.
Zona rumusan I (1.389 ha) meliputi perairan kisaran Pulau Gosong Rengat serta Karang Rengat dalam posisi geografis 5°27'00" - 5°29'00" LS dan juga 106°26'00" - 106°28'00" BT, yang merupakan kenyamanan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), serta ekosistem terumbu karang.
Zona inti II (2.490 ha) meliputi Pulau Penjaliran Barat ataupun Penjaliran Timur maupun perairannya, dan juga perairan kisaran Pulau Peteloran Timur, Peteloran Barat, Buton, dan juga Gosong Penjaliran, dalam peringkat 5°26'36" - 5°29'00" LS dan106°32'00" - 106°36'00" BT, yang ialah keselamatan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), ekosistem terumbu karang, serta ekosistem hutan mangrove.
Zona rumusan III (570 ha) meliputi perairan sekitar Pulau Kayu Angin Bira, Belanda dan ronde utara Pulau Bira Besar, dalam peringkat 5°36'00"-5°37'00" LS dan juga 106°33'36"-106°36'42" BT, yang ialah perlindungan keselamatan penyu sisik (Eretmochelys imbricata), serta ekosistem terumbu karang.
Untuk pengelolaan pada zona Inti, hanya dapat dilakukan acara sejenis berikut: (a) Pendidikan, penelitian, dan juga penunjang budidaya;(b) Monitoring SDA hayati dan juga ekosistemnya; (c) membentuk sarana prasarana bagi monitoring, yang enggak mengubah bentang alam.
Zona Perlindungan
Taman Nasional (26.284, 50 ha) adalah ronde wilayah lahan nasional yang berguna selaku penyangga zona inti ladang nasional. alam Perlindungan meliputi lautan kisaran Pulau Dua Barat, Dua Timur, Jagung, Gosong Sebaru Besar, Rengit, dan Karang Mayang, pada posisi geografis5°24'00"-5°30'00" LS dan juga 106°25'00"-106°40'00" BT, dan daratan Pulau Penjaliran Barat maupun Penjaliran Timur seluas 39,5 ha. Pengelolaan pada area perlindungan, dapat dilakukan pesta sebentuk berikut:
(a) Pendidikan, penelitian, rekreasi terbatas, dan penerjang budidaya; (b) Membangun sarana prasarana bagi kepentingan penelitian, pendidikan serta darmawisata terbatas, yang gak mengubah bentang ruangan; (c) Pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan juga pendayagunaan bantuan lingkungan.
Zona pemanfaatan tamasya Taman Nasional (59.634,50 ha) ialah bagian area halaman nasional yang dijadikan sebagai center tur dan juga lawatan wisata. alam Pemanfaatan tur meliputi samudra sekitar Pulau Nyamplung, Sebaru Besar, Lipan, Kapas, Sebaru Kecil, Bunder, Karang Baka, Hantu Timur, Hantu Barat, Gosong Laga, engkau Barat/Besar, lu Timur, Satu/Saktu, Kelor Timur, Kelor Barat, Jukung, Semut Kecil, Cina, Semut Besar, Sepa Timur/Kecil, Sepa Barat/Besar, Gosong Sepa, Melinjo, Melintang Besar, Melintang Kecil, Perak, Kayu angin Melintang, Kayu aliran udara Genteng, Panjang, Kayu sirkulasi udara Putri, Tongkeng, Petondan Timur, Petondan Barat/Pelangi, Putri Kecil/Timur, Putri Barat/Besar, Putri Gundul, Macan Kecil, Macan Besar/Matahari, kapa-kapa Besar, Genteng Kecil, Bira Besar, Bira Kecil, Kuburan Cina, Bulat, Karang Pilang, Karang Ketamba, Gosong Munggu, Kotok Besar, dan Kotok Kecil, dalam peringkat geografis 5°30'00"-5°38'00" LS serta 106°25'00"-106°40'00" BT, dan 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°25'00"-106°33'00" BT.
Pengelolaan pada areal pendayagunaan wisata, dapat dilakukan aktivitas sebagai berikut: (a) pemanfaatan area dan potensi didalam sosok aktivitas penelitian, pendidikan ataupun rekreasi alam/bahari; (b) Pengusahaan wisata alam/bahari oleh dunia upaya; (c) Penangkaran assecories bagi menendang pesta penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan juga restocking; (d) Membangun sarpras pengelolaan, penelitian, pendidikan dan juga wisata alam/bahari, yang tidak ubah bentang area; (e) Pembinaan habitat, pembinaan populasi, dan pemanfaatan layanan area; (f) pemanfaatan tradisional.
Zona Pemukiman kebun Nasional (17.121 ha) merupakan adegan wilayah kebun nasional yang dijadikan semacam pusat pemerintahan serta perumahan penduduk umat. menyaksikan Permenhut No 56 Tahun 2006 tentang pegangan Zonasi Taman Nasional, ruangan Permukiman dimaksud identik dengan ruangan khusus. Zona privat merupakan episode dari kebun nasional yang karena situasi yang enggak dapat dihindarkan pernah ada grup insan ataupun media penunjang kehidupannya yang tinggal sebelum area tersebut ditetapkan semacam lahan nasional antara lain akomodasi telekomunikasi, akomodasi transportasi dan listrik. zona Permukiman di halaman Nasional Kepulauan Seribu meliputi lautan sekitar Pulau Pemagaran, renggang Kecil, Panjang, Rakit Tiang, Kelapa, Harapan, Kaliage Besar, Kaliage Kecil, Semut, Opak Kecil, Opak Besar, Karang Bongkok, Karang Congkak, Karang Pandan, Semak Daun, Layar, Sempit, Karya, Panggang, ataupun Pramuka, dalam peringkat geografis 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°33'00"-106°40'00" BT.
Pengelolaan didalam alam permukiman, dapat dilakukan pesta sebagai berikut: (a) pemakaian area ataupun potensi dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan dan tur alam/bahari; (b) Pengusahaan tur alam/bahari oleh jagat raya usaha; (c) Penangkaran jenis untuk menendang acara penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan, ataupun restocking; (d) membikin sarpras pengelolaan, penelitian, pendidikan dan wisata alam/bahari, yang gak transform bentang alam; (e) Pembinaan tanah dan juga pembinaan populasi, dan pendayagunaan bantuan alam; (f) Pemanfaatan tradisional; (g) Budidaya kelautan alami tradisional, budidaya kelautan alami tradisional diatur melalui rambu-rambu sebentuk berikut: berada dalam daerah Permukiman TNKpS, mengedepankan cara pemberdayaan umat secara nyata (adanya transfer it serta siap membuat orang tua angkat kerja budidaya masyarakat, menggunakan perangkap apung dan juga bangunan yang enggak merusak terumbu karang ataupun padang lamun, melakukan restocking (pelepasan bibit kedalam alam/laut bebas) sekitar 1% imbas budidaya, membuat akomodasi yang dapat dijadikan sejenis obyek wisata alam bahari, biota laut yang dibudidayakan sama dengan tekstur biota lokal (tidak macam introduksi atau baru), memasang konservasi ekosistem samudra laut dan atau mengadakan dana konservasi, secara periodik dilakukan monitoring dan juga evaluasi oleh gedung TNKpS.
Pulau Ayer adalah salah satu pulau wisata yang asik yang muncul di Pulau seribu latak pulau ayer ini agak sama dengan pulau Bidadari yang dempet dengan Jakarta , akomodasi ke pulau ayer harus mengunakan kapal cukup singkat saatnya bagi yang butuh berlibur kedalam pulau ayer cuma 30 menit saja dengan mengunakan kapal speedboat yang khusus untuk mendatangi pulau ayer , lokasi pemberangkatan kapal dari dari Jakarta yaitu di marina ancol atau di patai mutiara, pulau ayer memiliki fasilitas cottage dengan dekrorasi suku asmat, timbul 40 balai untuk mengutamakan mantap di pada wisma nimbul , TV, bed, cairan conditioning, bathroom di lengkapi dengan cairan panasnya ditambah dengan amenities seperti halnya handuk, sampo, sabun dan perlengkapan mandi yang lainya
Untuk harga paket wisata ke pulau ayer tegantung aksesoris penginapan yang di sematkan tipe gedung di pulau ayer muncul beberapa tekstur yakni sebagai berikut :
Penginapan standart Floating cottage : balai cottage tipe ini berkapasitas 14 kawasan dengan ukuran di dalamnya 2 insan dewasa bisa juga di sebut dengan model seruli dengan satu kamar tidur
Penginapan Family Floating cottage : jenis penginapan ini berangka 12 blok dengan dominasi tampung di dalamnya untuk 2 manusia dewasa bisa juga tepe cottange yang satu itu kite-kite selalu saja sebut / egaliter sepert tipe Fakfak di dalam pengianapan corak family itu hanya ada 1 kamar di lengkapi dengan sofa
Penginapan VIP Floating cottage : assecories wisma yang satu ini terletak 7 elemen dominasi tampung balai model itu 4 manusia dewasa tekstur pengianapan ini juga selalu di sebut dengan nama ransiki di dalamnya ada 2 kamar tidur
Pengianapan biasa land cottage : jenis penginapan cottage bisa juga di sebut dengan karakteristik osibi dengan satu kamar di dalamnya kasitas dalam satu cottagenya 2 insan dewasa
Penginapan Family land cottage : yang jiga bisa di sebut dangan jenis enarotali di dalamnya muncul satu kamar tidur kapasitas di dalamnya bagi 2 orang dewasa
Penginapan VIP land cottage tetap juga di sebuat dengan jenis ayamaru di dalamnya timbul 2 kamar balai karakteristik itu kapasitasnya 4 orang
Penginapan Bungalow cendrawasih didalamnya nimbul 2 kamar tidur kasitas tipe ini 4 insan dewasa
Panginapan Deluxe hotel dengan jenis 1 kamar ukuran 2 masyarakat dewasa
Penginapan executive Hotel dengan assecories satu kamar tidur tapi bisa berkapasitas 4 insan dewasa
Dengan mengenakan paket tamasya yang kite-kite rancang dengan mendatangi darmawisata Pulau Tidung selain murah namun berkualiatas diantaranya anda bisa bersepeda ria mengitari kawasan tidung selain ini Juga menawarkan beragam permainan cairan yakni Snorkling, Diving, Banana baoat maupun selalu bayak lagi yang lainya, bagi lu yang berminat bagi menuju darmawisata libur pulau ini sejenis penghilang penat , kejenuhan atau yang butuh berwisata bahari paling cocok untuk anda, berikut itu kita menyodorkan beberapa paket – paket tur khususnya paket tamasya ke p tidung yang menggairahkan serta berjuta-juta yang bisa lu seleksi dengan beraneka ragam paket tamasya tidung yang kita tawarkan untuk teman- teman yang ingin menonton keindahan ataupun pesona wilayah Pulau Tidung, kami menganjurkan beberapa Paket wisata ke p tidung semoga saja berminat silahkan putuskan pada sub manu website www.pulautidung.biz.
